MENGENAL LEBIH DEKAT TANAH KAS DESA BUGISAN MELALUI ANALISIS KESUBURAN TANAH UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

Kecamatan Prambanan Melayani Dengan Trapsila

MENGENAL LEBIH DEKAT TANAH KAS DESA BUGISAN MELALUI ANALISIS KESUBURAN TANAH UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN
MENGENAL LEBIH DEKAT TANAH KAS DESA BUGISAN MELALUI ANALISIS KESUBURAN TANAH UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

KECAMATAN PRAMBANAN-Desa Bugisan – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 45 Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) gelar Sosialisasi yang melibatkan Kelompok Tani Guyub Rukun 1, pada Kamis (13/2). Kegiatan dilakukan di Joglo Tani Desa Bugisan, Prambanan dengan menghadirkan Farhan Erdaswin untuk kenalkan pertanian organik.

Sosialisasi yang mengangkat topik Mengenal Lebih Dekat Tanah Desa Bugisan melalui Analisis Kesuburan Tanah untuk Pertanian Berkelanjutan juga dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Prambanan, Adi Suryono dan Pembina Kelompok Tani Guyub Rukun 1, Tri Sutikno.

Kegiatan diawali dengan penyampaian hasil uji laboratorium dari 13 titik lahan di Desa Bugisan terdiri dari lahan sawah dan tegalan yang telah dianalisis sebelumnya.  

Observasi yang dilakukan oleh tim KKN menunjukkan Desa Bugisan, menghadapi tantangan serius terkait penggunaan pupuk anorganik secara intensif. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan menyebabkan tanah menjadi keras dan sulit menyerap air, sementara pestisida dapat membunuh mikroorganisme penting dalam tanah yang berperan dalam menjaga kesuburan tanah.

Dalam pemaparannya, pemateri yang merupakan mahasiswa S2 Ilmu Tanah UNS ini menjelaskan tentang pertanian organik sebagai solusi atas tantangan yang dihadapi petani di Bugisan. 

“Hasil dari analisis lahan Bapak Ibu menunjukkan indeks kesuburan tanah yang cukup tinggi, namun ada beberapa yang menunjukan bahwa kandungan bahan organik rendah karena penggunaan pupuk anorganik yang intensif, “ ujar Farhan.

Ia membagikan kiat-kiat untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan mempraktikan pertanian organik melalui pemanfaatan limbah jerami. “Jerami sisa panen yang dimasukkan kembali ke dalam tanah sedalam 20 cm dapat memperbaiki struktur tanah,” paparnya.

PPL Kecamatan Prambanan turut mendukung gagasan pertanian organik sebagai usaha mempertahankan pertanian yang berkualitas. “Pertanian organik ini merupakan investasi jangka panjang untuk anak cucuk bapak ibu nanti karena dengan cara ini kesuburan tanah tetap terjaga,” tukas Adi.

Melalui sosialisasi dan edukasi pertanian organik, Kelompok KKN Tematik 45 UNS, berharap pertanian di Desa Bugisan dapat lebih lestari dan ramah lingkungan. Kegiatan ini merupakan implementasi dari Sustainability Development Goals (SDGs) poin 15 tentang Desa Peduli Lingkungan Darat.

"Harapan kami, program ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Desa Bugisan, sehingga pertanian di Desa Bugisan dapat diwariskan sehingga generasi muda dapat tumbuh dan berkembang di atas tanah yang subur, mewarisi sumber daya alam dan peluang yang tak ternilai harganya," ujar Nadiera, Ketua Pelaksana Sosialisasi tersebut.

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0